Adzan shubuh selesai berkumandang, segenap insan di kampung itu bergegas menuju masjid dan mushola-mushola terdekat. sungguh suasana yang jarang di temui di kota-kota besar semacam Jakarta. Baik orang tua maupun muda berduyun-duyun lengkap dengan perbekalan sholat menuju masjid dan mushola, indah banget pagi itu terlebih di ufuk timur terlihat awan memerah bercampur putih temaram.
Selepas sholat berjama'ah, sebagian ibu-ibu dan remaja putri bersiap menuju perkebunan melati. Sambil bercanda gurau mereka berombongan berjalan kaki kurang lebih 500 meter dari rumah mereka, ada pula yang menggunakan sepeda ontel. Sungguh asyik pemandangan pagi itu, pantas saja ibu-ibu dan remaja putri di desa Blendung selalu sehat dan fisik tetap prima, karena tanpa mereka sadari telah melakukan olah raga jogging secara rutin.
Lamat-lamat warna putih menghampar di ujung dedaunan perkebunan melati milik pak Zaen di sebelah timur pemakaman umum. Hari itu cuaca sangat mendukung karena semalam bumi Blendung diguyur hujan sehingga semerbak aroma bunga melati bertambah wangi.
Kejelian mata dan fokus pada tiap bulir bunga yang di petik sangat mendukung cepat selesainya setiap petak perkebunan. Rata-rata jika bunga melati pada musimnya dalam ukuran 1/2 Hektar bisa menghasilkan kurang lebih 20 Kg. hasil yang sangat diharapkan oleh petani bunga melati, hanya saja keadaan ini bertolak belakang karena kestabilan harga ditentukan oleh para tengkulak. sehingga pada saat panen bunga melati melimpah, biasanya harga jatuh.
Harapan dari para petani bunga melati semoga kedepannya ada semacam wadah semisal ; KOPERASI yang bisa menaungi hasil bunga melati dan terjaga kestabilan harga. mengingat bibit, obat-obatan pestisida dan tenaga buruh terus mengalami kenaikan. Kapan itu bisa terwujud? hanya generasi muda yang bisa menjawabnya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar